Welcome to My Blogggyyyyy!

Kamis, 16 Oktober 2014

Penyakit Gonorhea Disebabkan Oleh Bakteri Neisseria gonorrhoeae


A.     Morfologi dan Mengenai Bakteri Neisseria gonorrhoeae
Neisseria gonorrhoeae, sering disebut gonokokus, adalah penyebab gonorrhea. Secara morfologi gonokokus sama dengan meningokokus dan anggota lain marga Neisseria. Organisme ini adalah diplokokkus gram-negatif dan seperti meningokokus memerlukan medium yang diperkaya untuk pertumbuhannya. Walaupun gonokokus sukar ditumbuhkan, metode yang paling umum ialah mencawankan spesimen pada medium infuse yang diperkaya yang ditambahi 5 persen darah utuh panas yang dibuang fibrinnya (agar darah coklat). Gonokokus tumbuh terbaik pada atmosfer 10 karbon dioksida pada suhu 35oC. organisme ini dibbedakan dari meningokokus dan Neisseria yang lain atau dasar kemampuan fermentasinya, organismeini memfermentasikan glukosa tetapi tidak maltose, sukrosa atau laktosa. Sering koloni Neisseria pada suatu cawan dapat dibedakan dari koloni bakteri lain atas dasar uji oksidase, yang koloninya disemprot dengan tetrametilparafenilen diamin hidroklorida. Koloni Neisseria akan menjadi gelap dalam 30 sampai 60 detik.
Neisseria merupakan diplokokus negatif-gram yang bergandengan dua-dua menyerupai dua buah ginjal. Neisseria gonorrhoeae (Gonokokus) dapat menyerang traktus urogenitalis (terutama uretra).

B.     Daya Patogen
Gonorhea adalah penyakit selaput lender saluran genitouriner dan mata. Pada laki-laki biasanya ada peradangan uretra dengan nanah dan rasa sakit pada waktu kencing. Prostat dan epididymis mungkin juga terlibat. Fibrosis kadang-kadang mengikuti tahap akut, yang menyebabkan menyempitnya uretra. Pada perempuan, infeksi itu lebih cenderung tidak bergejala atau disertai dengan pengeluaran minor yang dengan mudah berlangsung tanpa diketahui. Akan tetapi, organisme ini mungkin menginfeksi uretra, vagina, serviks dan tabung fallopian yang menyebabkan penyakit kronis yang berakibatkan kemandulan. Bakteremia mungkin juga terjadi yang mengarah ke terjadinya luka-luka pada kulit, jantung, mata, meninges atau sendi-sendi yang menimbulkan artritis gonokokus. Wanita-wanita yang hamil sangat rentan terhadap bentuk gonorrhea yang terpencar.
Gonorrhea oftalmia neonatorum diperoleh bayi sewaktu melewati saluran kelahiran ibu yang terinfeksi. Manifestasi yang pertama adalah konjungtivitis, kemudian struktur okuler mungkin terlibat dan kebutaan dapat merupakan akibat akhir. Pemberian tetesan 1 persen nitrat perak (metode Crede) pada mata bayi yang baru lahirkan efektif untuk mencegah infeksi ini. Masa inubasi ialah 3 sampai 9 hari.
Sumber organisme biasanya ialah eksudan dari orang yang terinfeksi, tetapi kadang-kadang infeksi mungkin terjadi dari barang-barang yang belum lama terkontaminasi dan masih lembab.

C.     Pengelolaan Klinis dan Pemeriksaan
Diagnosis gonorrhea akut pada laki-laki biasanya bukan masalah yang sulit. Pasien mengeluh rasa sakit pada waktu kencing dan olesan eksudan uretra yang diwarnai akan memperlihatkan kokus gram-negatif intrasel. Penyakit pada perempuan lebih agak sulit untuk didiagnosis, Karena penyakit itu mungkin tidak bergejala. Bagaimanapun, diagnosis positif memerlukan organisme untuk ditumbuhkan dari eksudan dan diidentifikasi secara biokimia. Gonorrhea kronis lebih sulit didiagnosis, karena organisme ini terdapat dalam jumlah sangat rendah. Disamping metode biakan, teknik flouresen antibody seperti teknik yang dipertelakan untuk sifikis mungkin digunakan.
Seperti pada sifilis, diagnosis, pengobatan dan menemukan kontak awal adalah yang paling penting. Kesembuhan dari gonorrhea tidak memberikan kekebalan tubuh terhadap infeksi ulang.
Identifikasi dan diferensiasi didasarkan pada pemeriksaan:
a.       Mikroskopis dengan pewarnaan gram tampak sebagai diplokokus negatif-gram yang dapat ditemukan intraseluler terutama pada stadium akut.
b.      Neisseria emberikan hasil tes oksidasa positif. Bila pada koloni Neisseria diteteskan reagen berupa larutan tetra-metil-p-fenilendiamin hidroklorida 1 % akan terjadi perubahan warna koloni yang mula-mula berwarna merah jambu kemudian berubah menjadi merah ungu dan akhrnya menjadi warna hitam sekitar 1-5 menit.
c.       Sifat-sifat biokimia atau reaksi gula-gula pada CTA (Cystein Trypticase Agar). Gonokokus hanya meragikan glukosa.
d.      Gonokokus resisten penisilin memberikan hasil tesyodometri (tes beta-laktamase) positif. Larutan yodium-kanji (sebagai indicator) yang semula membentuk kompleks berwarna biru akan direduksi menjadi kanji dan yodida yang tidak berwarna oleh asam penisiloat (terbentuk sebagai akibat hidrolisis penisilin oleh enzim beta-laktamase yang dibuat oleh kuman).
Bahan yang disediakan saat identifikasi Neisseria gonorrhoeae:
1.      Sediaan sekret uretra pada gelas alas.
2.      Biakan gonokokus pada perbenhan Thayer-Martin.
3.      Reagen oksidasa.
4.      Reagen untuk tes yodometri.
Pelaksanaannya:
1.      Lakukan pewarnaan gram terhadap sediaan dan lihat hasilnya dibawah mikroskop cahaya.
2.      Teteskan reagen oksidasa [ada koloni Gonokokus dan lihat perubahan yang terjadi dalam 5 menit.
3.      Buat suspense bakteri koloni Gonokokus dalam larutan penisilin buffer fosfat, setelah itu dibiarkan 30 menit dalam suhu kamar teteskan larutan kanji dan yodium. Lihat perubahan warna yang terjadi dalam waktu 10 menit.

D.    Pengobatan
Pada pertengahan 1930-an, ketika sulfonamide pertama diperkenalkan, pada dasarnya semua kasus gonorrhea memberikan respon yang baik pada terapi sulfonamide. Akan tetapi, selama dasawarsaberikutnya, kebanyakan galur yang peka sulfonamide dapat dimatikan, sebagai akibatnya , galur-galur gonokokus yang resisten terhadap sulfonamide menjadi menonjol. Untungnya, pada waktu galur gonorrhea yang resisten terhadap sulfonamide menjadi masalah utama, tersedialah penisilin.
Penisilin telah menjadi pengobatan pilihan selama lebih dari 30 tahun. Tetapi sayangnya, pada tahun 1976 gonokokus yang membuat penisilinase diisolasi dari daerah-daerah terpisah luas di Amireka Serikat dan Inggris. Galur-galur semacam itu kini dilaporkan ditemukan diseluruh dunia. Bergantung kepada tempatnya, galur-galur gonokokus yang membuat penisilinase mungkin yang menyebabkan 40 persen isolate kinis. Jadi menjadi suatu keharusan untuk menguji semua gonokokus isolate untuk produksi penisilinase. Pusat pengendalian penyakit masih menyarankan bahwa gonorrhea yang tidak rumit yang disebabkan oleh galur penisilinase negative diobati dengan injeksi penisilin prokain cair disertai probenesid oral atau ampisilin oral bersama dengan probenesid. Probenesid bukanlah antibakteri, obat ini hanya menghambat ekskresi penisilin terinci. Dalur-galur yang memproduksi penisilinase diobati dengan sukses dengan 29 spektinomisin intramuskular. Tetapi disini pula, kesulitan mrnghadang di cakewala, karena beberapa kasus glur yang resisten spektinomisin yang memperoduksi penisilinase telah ditemukan. Akan tetapi, galur semacam itu tanggap baik terhadap pengobatan dengan sefoksitin.
Usaha-usaha besar ditunjukkan untuk pembuatan vaksin yang efektif terhadap gonorrhea dan walaupun keberhasilan sudah di ambang pintu, antibody terhadap fimbria organisme, terutama tipe IgA, kelihatannya mempunyai potensi penyediaan kekebalan yang efektif. Studi in vitro menunjukkan bahwa antibody antifimbria mencegah penempelan gonokokus virulen pada sel dan juga bertindak sebagai opsonin untuk fagositosis dan pemusnahannya. Antibody juga dibentuk melawan sejumlah protein membrane luar, tetapi karena keanekaragaman yang bedar di antara protein-protein ini dari galur ke galur, vaksin yang menggunakan protein membrane luar kelihatanya tidak mungkin.
Yang kelihatannya hambatan terhadap kekebalan yang efektif ialah pengamatan bahwa semua gonokokus (seperti meningokokus) mensekresi enzim proteolysis yang mmbelah immunoglobulin IgA1 (salah satu di antara anak kelas IgA) menjadi dua fragmen. Mengherankan, bahwa IgA2 tidak dibelah, walaupun hanya ada perbedaan kecilpada rantai beratnya antara jedua anak kelas IgA. Oleh kaena itu, menjadi jelas bahwa agar efektif terhadap organisme semacam itu yang mengkolonisasi selaput lender, antibody IgA tergolong anak kelas IgA2.

DAFTAR PUSTAKA
Volk, A. Wesley dan Margaret F. Wheeler. 1989. Mikrobiologi Dasar Edisi Kelima Jilid 2.Jakarta:Penerbit Erlangga
Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Kedokteran.Penerbit Binarupa Aksara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar